Pengunjung Website
Hari Ini: 39,063
Minggu Ini: 197,332
Bulan Ini: 1,698,996
|
Jumlah Pengunjung: 10,563,386

Monumen Tugu Garuda Maguwo

Lokasi :

Di pertigaan Jalan Yogya-Solo, jalan masuk Pos Lanud Adisujitpto.

Bentuk :

Monumen ini termasuk dalam kelompok Jenis Tugu dengan batang tubuh berbentuk kerucut dan bidang sisi yang tidak merata. Batang tubuh tugu ini berdiri tegak di atas lantai dasar dalam suatu areil, sedang di atas Tugu terpancang Burung Garuda yang sedang mengembangkan sayap.

Peresmian :

Monumen Tugu Garuda Maguwo didirikan atas saran dan ide Komodor Muda Udara A. Adisutjipto selaku perintis dan pelopor TNI AU, kemudian dibangun dan diresmikan pada tanggal 9 April 1953 bertepatan dengan hari jadi TNI AU. Demi petestarian secara fisik, maka Monumen ini telah mengalami pemugaran dan pengembangan

Maksud Pembuatan

Untuk mengenang dan melestarikan nilai-nilai semangat juang dan semangat pengabdian

yang telah di teladankan oleh para Pahlawan AURI pada waktu mempertahankan Pangkalan Udara Maguwo dari serangan militer Belanda dalam Perang Kemerdekaan ll.

Latar Belakang Sejarah

Pada tanggal 19 Desember 1948 jam 06.00 militer Belanda melancarkan serangan udara mendadak terhadap lbu Kota Rl yang waktu itu berada di Kota Yogyakarta, termasuk pendaratan pasukan di Pangkalan udara Maguwo. Sebenarnya jauh-jauh sebelumnya pasukan AURI telah mendapat firasat akan adanya serangan dari udara dan telah memasang trekbom yang sewaktu-waktu dapat diledakkan untuk merusak landasan dan menggagalkan pendaratan pesawat terbang musuh, namun rencana tersebut digagalkan setelah ada perintah dari wakil Presiden Drs. Mohamad Hatta supaya trekbom diangkat kembali. Maksudnya untuk menghindari kemungkinan kecelakaan karena Komisi Tiga Negara (KTN) akan diselenggarakan di Yogyakarta dan pesawatnya mendarat di Pangkalan Maguwo. Hal ini tidak diperhitungkan sebelumnya kalau Pasukan Payung Belanda akan mengadakan serangan mendadak terhadap lbu Kota Negara Rl. Pada waktu itu Belanda menerjunkan Pasukan Baret Hijau. Pendaratan Pasukan Baret Hijau musuh itu segera mendapat perlawanan hebat dari sekitar 70 anggota Pasukan AURI yang pada saat itu sedang bertugas untuk mempertahankan Pangkalan Udara Maguwo darl kemungkinan serangan musuh.

Perlawanan heroik dengan penuh keberanian yang dipimpin oleh Kadet Udara Kasmiran akhirnya dapat dihancurkan oleh musuh yang mempunyai kekuatan personil dan persenjataan yang jauh lebih lengkap. Kesemua anggota Pasukan AURI yang tidak mengenal menyerah itu akhirnya gugur sebagai Kusuma Bangsa termasuk Kadet Udara Kasmiran.

Monumen Tugu Garuda Maguwo

Lokasi :

Di pertigaan Jalan Yogya-Solo, jalan masuk Pos Lanud Adisujitpto.

Bentuk :

Monumen ini termasuk dalam kelompok Jenis Tugu dengan batang tubuh berbentuk kerucut dan bidang sisi yang tidak merata. Batang tubuh tugu ini berdiri tegak di atas lantai dasar dalam suatu areil, sedang di atas Tugu terpancang Burung Garuda yang sedang mengembangkan sayap.

Peresmian :

Monumen Tugu Garuda Maguwo didirikan atas saran dan ide Komodor Muda Udara A. Adisutjipto selaku perintis dan pelopor TNI AU, kemudian dibangun dan diresmikan pada tanggal 9 April 1953 bertepatan dengan hari jadi TNI AU. Demi petestarian secara fisik, maka Monumen ini telah mengalami pemugaran dan pengembangan

Maksud Pembuatan

Untuk mengenang dan melestarikan nilai-nilai semangat juang dan semangat pengabdian

yang telah di teladankan oleh para Pahlawan AURI pada waktu mempertahankan Pangkalan Udara Maguwo dari serangan militer Belanda dalam Perang Kemerdekaan ll.

Latar Belakang Sejarah

Pada tanggal 19 Desember 1948 jam 06.00 militer Belanda melancarkan serangan udara mendadak terhadap lbu Kota Rl yang waktu itu berada di Kota Yogyakarta, termasuk pendaratan pasukan di Pangkalan udara Maguwo. Sebenarnya jauh-jauh sebelumnya pasukan AURI telah mendapat firasat akan adanya serangan dari udara dan telah memasang trekbom yang sewaktu-waktu dapat diledakkan untuk merusak landasan dan menggagalkan pendaratan pesawat terbang musuh, namun rencana tersebut digagalkan setelah ada perintah dari wakil Presiden Drs. Mohamad Hatta supaya trekbom diangkat kembali. Maksudnya untuk menghindari kemungkinan kecelakaan karena Komisi Tiga Negara (KTN) akan diselenggarakan di Yogyakarta dan pesawatnya mendarat di Pangkalan Maguwo. Hal ini tidak diperhitungkan sebelumnya kalau Pasukan Payung Belanda akan mengadakan serangan mendadak terhadap lbu Kota Negara Rl. Pada waktu itu Belanda menerjunkan Pasukan Baret Hijau. Pendaratan Pasukan Baret Hijau musuh itu segera mendapat perlawanan hebat dari sekitar 70 anggota Pasukan AURI yang pada saat itu sedang bertugas untuk mempertahankan Pangkalan Udara Maguwo darl kemungkinan serangan musuh.

Perlawanan heroik dengan penuh keberanian yang dipimpin oleh Kadet Udara Kasmiran akhirnya dapat dihancurkan oleh musuh yang mempunyai kekuatan personil dan persenjataan yang jauh lebih lengkap. Kesemua anggota Pasukan AURI yang tidak mengenal menyerah itu akhirnya gugur sebagai Kusuma Bangsa termasuk Kadet Udara Kasmiran.