Marsma TNI Zulfahmi, S.Sos, M.Han. Lahir di Curup, Bengkulu pada tanggal 22 Februari 1970, dilantik menjadi Letnan Dua tahun 1991, Selanjutnya mengikuti pendidikan Sekolah Penerbang dan diwisuda (Wing Day) sebagai Penerbang pada tahun 1994, Sekkau lulus tahun 2000 Seskoau lulus tahun 2005 Sesko TNI lulus tahun 2015 Australian Defence and Strategic Study Course, AUSTRALIA - (Lemhannas) pada tahun 2018. Pada tanggal 26 April 2021, dilantik menjadi Komandan Lanud Abdulrachman Saleh sampai sekarang.
Pangkalan TNI Angkatan Udara Abdulrachman Saleh adalah satuan pelaksana Koopsau II, mempunyai tugas menyiapkan dan melaksanakan pembinaan serta mengoperasikan satuan-satuan yang berada di jajarannya, melaksanakan pembinaan potensi dirgantara dan menyelenggarakan dukungan operasi bagi satuan-satuan dalam rangka melaksanakan tugas operasi udara.
Disamping tugas tersebut, Lanud Abdulrachman Saleh mempunyai fungsi-fungsi sebagai berikut:
1. Menyelenggarakan pembinaan dan penyiapan satuan dalam jajarannya.
2. Mengumpulkan dan merekam data yang berguna untuk menyempurnakan taktik dan tehnik dalam operasi dan latihan.
3. Melaksanakan pembekalan dan pengadaan materiil bagi satuan jajarannya.
4. Menyelenggarakan pemeliharaan alutsista sampai tingkat sedang.
5. Menyelenggarakan pembinaan potensi Dirgantara.
6. Menyelenggarakan pemeliharaan sarana dan prasarana serta fasilitas pendukung yang menjadi tanggung jawabnya
7. Mengadakan koordinasi dengan badan-badan dan instansi terkait di dalam dan di luar Lanud.
Visi
Adalah membentuk suatu pangkalan operasi yang senantiasa siap operasional serta dapat melaksanakan tugas operasi dan latihan dengan melibatkan alutsista pesawat serta awak pesawat secara optimal dan mandiri dengan didukung oleh fasilitas sarana dan prasarana yang lengkap serta mampu mengoptimalkan potensi dirgantara yang ada.
Misi
Untuk mewujudkan visi Lanud Abd Saleh dilaksanakan misi-misi sebagai berikut :
Bidang Operasi dan Latihan
1. Melaksanakan seluruh tugas operasi dan latihan yang dibebankan kepada Lanud Abd Saleh secara optimal dalam rangka mendukung tugas Koopsau II.
2. Melaksanakan evaluasi terhadap seluruh pelaksanaan tugas operasi maupun latihan untuk penyempurnaan taktik maupun teknik operasi satuan.
3. Pengawasan terhadap pembinaan dan pelaksanaan program-program dan latihan kwalifikasi awak pesawat secara bertahap, bertingkat, berlanjut dan berkesinambungan dalam rangka mencapai profesionalisme awak pesawat sesuai yang diharapkan.
4. Membentuk kelompok kerja untuk meninjau dan menelaah piranti lunak yang ada untuk disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang dihadapi.
5. Melaksanakan latihan bersama antar satuan jajaran maupun dengan satuan lain untuk meningkatkan profesionalisme.
Bidang Personil
1. Tercapainya pengawakan organisasi yang prorporsional sesuai denngan struktur organisaasi dalam POP Lanud Abdulrachman Saleh.
2. Pembinaan personel yang berkaitan dengan Job description sesuai struktur organisasi tugas.
3. Memberikan telaah dan kajian kepada satuan atas tentang struktur organisaasi dan pengawakannya demi tercapainya efektifitas dan efisiensi dalam pelaksanaan tugas.
4. Memberika pembekalan dan penngetahuan terhadap seluruh personil sebagai bekal untuk mengikuti pendidikan iliter lanjutan.
5. Memberikan kesempatan yang sama tehadap seluruh personel untuk mengikuti pendidikan di dalam maupun diluar negeri guna meningkatkan pengetahuan dan kemampuan untuk mencapai tingkat profesionalisme yang diinginkan.
6. Melaksanakan kegiatan pelayanan administrasi personel maupun perawatan personel secara optimal terhadap seluruh prajurit/pns Lanud Abd Saleh.
7. Melaksanakan pembinaaan mental maupun kesemaptaan jasmani seluruh personil Lanud Abd. Saleh untuk mencapsi tingkat yang diharapkan.
Bidang Logistik
1. Melaksanakan pemeliharaan matsista, fasilitas, sarana dan prasarana yang sudah ada.
2. Memperbaiki dan menambah/membangun fasilitas serta sarana prasarana yang diperlukan.
Pangkalan TNI AU Abdulrachman Saleh sebelumnya adalah Pangkalan Udara Bugis yang dibangun dan didirikan oleh pemerintah colonial Belanda, bersamaan waktunya dengan pendirian pangkalan udara lain yaitu Maospati di Madiun, Panasan di Solo, Maguo di Jogjakarta dan pangkalan lainnya, sekitar tahun 1930. Letak dari Pangkalan Udara Bugis adalah 17 KM di sebelah timur kota Malang.
Pada jaman Jepang, Pangkalan Udara Bugis dipakai oleh Angkatan Daratnya Jepang yaitu Rikugun, yang dipergunakan sebagai tempat persediaan barang-barang keperluan militernya. Setelah Jepang kalah perang, Pangkalan Bugis dapat kita kuasai dan segera mengidupkan kembali segala kegiatan penerbangan dengan memperbaiki serta mencoba menerbangkan pesawat-pesawat peninggalan Jepang. Disamping itu juga melakukan penertiban dibidang organisasi serta mendidik kader-kader baru, dengan merintis membuka Sekolah Radio Udara (SRU) dan Sekolah Militer Udara (SMO).
Berdasarkan ketetapan pemerintah nomor 6/SD/1946, tanggal 9 April 1946, menetapkan pengesahan organisasi TNI Angkatan Udara (setelah Tentara Republik Indonesia /TRI berubah menjadi TNI) sehingga kedudukan TNI AU disejajarkan dengan angkatan-angkatan lain. Selanjutnya oleh pimpinan markas tertinggi TNI AU di Jogjakarta ditetapkan Komodor Prof.DR. Abdulrachman Saleh menjadi Komandan Pangkalan Udara Bugis yang merangkap Komandan Pangkalan Udara Maospati Madiun. Upacara serah terima dilaksanakan pada tanggal 9 April 1946 di Markas TRI Udara jalan Dempo Malang yang disaksikan oleh utusan Divisi VIII Letnan Kolonel Soekotjo.
Selama lebih kurang 4 bulan dibawah pimpinan Komodor Prof. DR. Abdulrachman Saleh, Pangkalan Udara Bugis mengalami banyak kemajuan dan pembangunan. Tetapi dengan adanya agresi militer Belanda pada tanggal 21 Juli 1947, Pangkalan Udara Bugis ikut dikuasai oleh Belanda yaitu pada masa Clash pertama dan kedua, kota Malang dan Pangkalan Udara Bugis diduduki oleh pasukan Belanda.
Setelah agresi militer Belanda berakhir dan diakuinya kedaulatan Republik Indonesia, dalam salah satu pasal dalam perjanjian Konfernsi Meja Bundar tentang Angkatan Udara akan diusahakan reorganisasi Angkatan Udara diselesaikan dalam waktu 6 bulan sesudah pengakuan kedaulatan. Maka secara berangsur-angsur dilakukan serah terima wewenang Pangkalan Udara di seluruh Indonesia. Serah terima Pangkalan Udara Bugis dilaksanakan pada tanggal 17 April 1950 dari Leutenant Bakker selaku Komandan Pangkalan Udara Bugis sebagai wakil dari Angkatan Udara Kerajaan Belanda kepada Opsir Muda Udara II Soewarna sebagai wakil dari Angkatan Udara Republik Indonesia.
Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa dalam suatu misi kemanusiaan Komodor Prof.DR. Abdulrachman Saleh, yang waktu itu masih menjabat Komandan Pangkalan Udara Bugis, pada tanggal 29 Juli 1947 gugur karena pesawat yang ditumpanginya (Dakota VT-CLA) ditembak jatuh oleh pesawat Belanda.
Atas pengorbanan dan jasa-jasanya, pimpinan TNI AU menetapkan untuk mengabadikan namanya sebagai pengganti nama Pangkalan Udara Bugis yang peresmiannya dilaksanakan bertepatan dengan peringatan HUT Kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus 1952.
LANUD ABDUL RACHMAN SALEH
Lanud Abdulrachman Saleh merupakan Pangkalan TNI AU type A yang dipimpin oleh seorang Komandan Pangkalan berbintang satu atau Marsekal Pertama TNI.
Komandan Lanud dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh Staf Pelaksana, yaitu Dinas Personel, Dinas Operasi dan Dinas Logistik serta Staf Khusus Komandan yang meliputi ; Ruops, Intelpam, Progar, Pekas, Pengadaan, GPL, Hukum, Senkom, Sekretariat dan Pentak.
Disamping itu Komandan Lanud membawahi Satuan Tingkat Pelaksana yaitu Wing 2 Lanud yang dibawahnya terdapat 3 Skadron Udara, meliputi Skadron Udara 32 yang mengoperasikan pesawat Angkut C 130 Hercules, Skadron Udara 4 mengoperasikan pesawat angkut sedang Cassa 212 dan Skadron Udara 21 mengoperasikan pesawat tempur Taktis OV-10 Bronco (digruonded). Selain itu Komandan Lanud juga membawahi Satuan Pelaksana yaitu Satuan Polisi Militer, Skadron Teknik 022 dan Rumah Sakit.