Marsma TNI Firman Wirayuda, S.T., M.Soc.Sc. Lahir di Madiun, pada 9 Mei 1974. Diterima sebagai Calon Prajurit Taruna dan dilantik oleh Presiden RI sebagai Letda tahun 1995. Mengikuti pendidikan Sekbang dan diwisuda (Wing Day) sebagai penerbang pada tahun 1997. Selanjutnya mengikuti pendidikan Sekkau pada tahun 2004, Seskoau tahun 2010, Sesko TNI Malaysia tahun 2018. Dan pada tanggal 05 Februari 2021 dilantik sebagai Komandan Sekolah Komando Kesatuan TNI Angkatan Udara sampai sekarang.
Tugas Pokok Sekkau
Menyelenggarakan pendidikan pengembangan umum tingkat pertama bagi para perwira TNI AU yang telah selesai mengikuti pendidikan lanjutan kecabangan atau setingkat.
Tujuan Pendidikan
Mengembangkan kemampuan Perwira TNI AU berpangkat Kapten atau Mayor yang dipilih, agar memiliki wawasan kepemimpinan, manajemen dilandasi jiwa juang yang mantap serta berkemampuan taktis, teknis dan administratif sebagai pelaksana kegiatan operasional.
Sasaran Pendidikan
1. Terwujud dan terbinanya penguasaan sikap mental, spiritual & kepribadian Perwira TNI AU yg memiliki jiwa Juang dan Kepemimpinan, serta miliki Motivasi dan Dedikasi yang tinggi dalam pelaksanaan tugas tingkat tertentu, kecabangan / Korp / fungsi TNI AU.
2. Terwujud & terbinanya penguasaan, keluasan dan kedalaman ilmu pengetahuan yg mutlak perlu dimiliki Perwira TNI AU dipilih dalam dukung tugas tingkat tertentu pada kecabangan/korp/fungsi TNI AU.
3. Terwujud dan terbinanya keterampilan profesional baik Secara teknis, taktis dan operasional tingkat tertentu pada kecabangan/korps/fungsi TNI AU.
4. Terwujud dan terbinanya postur kesamaptaan jasmani Perwira TNI AU dalam rangka menunjang kesiapan pelaksanaan tugas.
VISI SEKKAU
Menjadi lembaga pendidikan yang mampu menyiapkan sumber daya manusia TNI AU profesional, yang berorientasi pada tugas dan berjiwa Sapta Marga serta meningkatkan kualitas proses pendidikan secara berkesinambungan.
MISI SEKKAU
Arti Kata dan Gambar Lambang
“Garuda” dan “Sayap” Berarti/dimaksudkan Angkatan Udara yang dilahirkan 9 April 1946 atau berarti Perwira TNI Angkatan Udara.
“Bunga Teratai” . Dimaksudkan Pendidikan
Jadi “Garuda berkalung Bunga Teratai” dimaksudkan sebagai Pendidikan Perwira TNI AU, atau Perwira TNI AU yang sedang dididik.
“Bintang bersudut delapan”
Dimaksudkan sebagai kompas dan pedoman atau sebagai delapan watak kepemimpinan yang akan diperoleh/ diberikan di Sekkau, yakni “Asta Brata”.
“Astra Brata” adalah Delapan Jalan atau watak yang harus dimiliki oleh seorang Raja/ Pemimpin, yakni bahwa setiap pemimpin sejati harus berwatak :
Matahari. Artinya harus dapat menjadi pemberi hidup bagi rakyat atau bawahannya.
Bulan. Artinya harus dapat memberikan kesenangan dan harus dapat menghilangkan kesusahan yang diderita oleh rakyat/bawahannya.
Bintang. Artinya harus dapat menjadi lambang kebagusan serta harus dapat menjadi suri tauladan dan pedoman bagi rakyat/bawahannya.
Mendung. Artinya harus berwibawa para marta, yakni harus bersifat angker tetapi dalam tiap tindakannya harus berdasarkan budi luhur dan bermanfaat bagi rakyat/bawahannya.
Angin. Artinya harus mau turba, bergaul dengan rakyat agar menjadi teliti dan mengetahui diri senang dan derita rakyat/bawahannya.
Api. Artinya harus bertindak tegak, tegas adil terhadap rakyat/bawahannya.
Samudra. Artinya harus luas pandangannya, sama rata dan sabar terhadap rakyat/bawahannya.
Bumi. Artinya harus sentosa dan jujur terhadap rakyat/bawahannya.
Arti Tulisan “Vicaksana Sakti Vira” :
Vicaksana berarti pandai menggunakan budi nalarnya dengan tepat dan
bijaksana
Sakti . Sakti berarti mempunyai kekuatan lebih/kelebihan dari pada kekuatan yang umum, baik mental maupun phisik.
Vira berarti “prajurit”. Prajurit sendiri mempunyai arti :
– Pra berarti Perwira/Ksatria
– Jur berarti jujur
– Rit berarti ngirit/hemat
Jadi “Vicaksana Sakti Vira” mempunyai arti : “Berwatak Ksatria, jujur, hemat dan berkemampuan tinggi lebih dari pada umumnya serta pandai menggunakan budi nalarnya dengan tepat dan bijaksana”.
SEJARAH SEKKAU
Sesuai dengan tujuan awal pendirian Sekkau (Sekolah Komando Kesatuan TNI Angkatan Udara) pada tanggal 10 Januari 1966, berdasarkan keputusan Menteri/Panglima Angkatan Udara No. 112 Tahun 1966, diatur tentang kedudukan Sekkau beserta pedoman dasarnya. Dibidang pendidikan, Sekkau merupakan “onderbouw” Seskoau, sedang dibidang pembinaan langsung dibawah Menteri/Panglima Angkatan Udara.
DASAR HUKUM
a. Sekolah Komando Kesatuan TNI Angkatan Udara disingkat Sekkau dibentuk pada tanggal 10 Januari 1966, berdasarkan Keputusan Menteri/Panglima Angkatan Udara Nomor 5 Tahun 1966 tanggal 10 Januari 1966. Pada waktu awal berdiri, bernama Sekolah Komando Kesatuan Angkatan Udara.
b. Dengan Keputusan Menteri/Panglima Angkatan Udara Nomor 112 Tahun 1966 tanggal 13 Oktober 1966, diatur tentang kedudukan Sekkau beserta Pedoman Dasarnya. Dibidang pendidikan, Sekkau merupakan “onderbouw” Seskoau, sedang dibidang pembinaan langsung di bawah Menteri/Panglima Angkatan Udara.
c. Dalam Keputusan Kepala Staf Angkatan Udara Nomor 29 Tahun 1972 tanggal 20 April 1972, tentang organisasi dan prosedur Institut Angkatan Udara, Sekkau ditempatkan di bawah Insau (Institut Angkatan Udara), bersama-sama dengan Seskoau, Sekespra dan pendidikan-pendidikan spesialisasi lainnya.
d. Sejak tanggal 22 April 1974, Sekkau ditempatkan di bawah lingkungan Komando Pendidikan, berdasarkan Instruksi Kepala Staf Angkatan Udara Nomor : INS/12/IV/1974 tanggal 22 April 1974. Hal ini berlaku sampai dengan tahun1985, Sekkau merupakan salah satu satuan pelaksana pendidikan di bawah Kodikau bersama-sama dengan Sesau, Wingdik 1, 2, 3, 4 dan 5.
e. Berdasarkan Surat Keputusan Kasau nomor : Kep/23/III/1985 tanggal 11 Maret 1985, Sekkau merupakan salah satu satuan pelaksana pendidikan di bawah Kodikau, bersama-sama dengan Lanud Adisucipto, Lanud Adisumarmo, Lanud Sulaiman, Wingdik Tekmat dan Wingdik Umum.
Sejak dibuka pertama kali sampai dengan Sekkau Angkatan XXV, Sekkau menempati gedung bekas Seskoau, di Jl. Budi Kemuliaan No. 16 Jakarta. Mulai tanggal 12 September 1978, yaitu sejak Sekkau Angkatan XXVI sampai sekarang Sekkau menempati gedung bekas Kursus Jabatan Perwira Staf di Lanud Halim Perdanakusuma bersama-sama dengan Wing Pendidikan Umum. Sekkau berusaha keras menunjukkan wajahnya sebagai lembaga pendidikan untuk dapat menciptakan kader-kader ksatria udara yang mampu berperan optimal di kesatuan masing-masing, selepas menjalani proses pendidikan. Adapun waktu pendidikan dari awal berdiri hingga kini, sebagai berikut :
WAKTU PENDIDIKAN
a. Sesuai dengan situasi dan kondisi TNI AU dari waktu ke waktu, lama pendidikan Sekkau pada setiap angkatan tidak sama. Sepanjang sejarahnya, lama pendidikan berkisar antara 1,5 bulan (Sekkau singkat) sampai dengan 7 (tujuh) bulan dan sampai sekarang ini lama pendidikan Sekkau adalah selama 6 (enam) bulan.
b. Jumlah siswa pada setiap angkatan juga tidak sama, disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan. Paling sedikit adalah Sekkau Angkatan VIII, hanya sejumlah 40 orang dan paling banyak adalah Sekkau Angkatan LXXIX dan Angkatan LXXX berjumlah 150 orang. Dari Sekkau Angkatan I sampai dengan Angkatan XII semua siswa berpangkat Mayor, sejak Sekkau angkatan XIII terdapat siswa berpangkat Kapten dan sampai sekarang, perwira siswa Sekkau paling banyak adalah berpangkat Kapten, Mayor hanya beberapa saja.
Sesuai dengan kedudukan Sekkau sebagai lembaga pendidikan Angkatan Udara Republik Indonesia tertinggi di bidang militer taktis/teknis, yang merupakan jenjang pendidikan bagi perwira menengah dan perwira pertama TNI Angkatan Udara, sehingga dapat menjadi kader-kader pimpinan yang mampu bertindak sebagai pelaksana-pelaksana operasi udara di kesatuan-kesatuan dasar, juga memiliki skill , daya tahan baik teknis, mental dan juga fisik yang tinggi.
TUGAS SEKKAU
Tugas Sekkau adalah membekali para Perwira TNI AU yang berpangkat Kapten/Mayor agar memiliki profesionalisme, wawasan dan cakrawala pandang dalam mengemban tugas pokok TNI AU setingkat Satuan Dasar/Skadron dengan dilandasi jiwa juang sebagai prajurit Sapta Marga serta didukung kesemaptaan jasmani yang mantap.
Para perwira menengah TNI Angkatan Udara menjalani program pendidikan baik berupa pembinaan mental, peningkatan/upgrading dalam ilmu pengetahuan kemiliteran yang up to date dan manajemen ilmiah yang tentunya disesuaikan dengan situasi dan kondisi perkembangan NKRI sejalan dengan visi dan misi Sekkau.
Begitu kompleksnya masalah-masalah yang dihadapi NKRI menyusul semakin canggihnya teknologi dan perkembangan pemikiran ekstrim yang memicu tindakan-tindakan terorisme, mau tidak mau menuntut para kader pimpinan militer memiliki kemampuan yang tinggi di bidang teknis, taktis, strategi-strategi yang mampu meredam dan mengamankan NKRI dari tindakan-tindakan yang mengancam kesatuan bangsa. Syarat mutlak suksesnya setiap tugas yang dibebankan ke pundak para kader pimpinan tersebut, harus didukung skill kepemimpinan, pengetahuan dan kemampuan diatas rata-rata, sehingga TNI Angkatan Udara bisa benar-benar menjadi ksatria udara dalam menghadapi segala bentuk ancaman dalam berbagai situasi dan kondisi.
Sekolah merupakan tujuan untuk pembinaan para ksatria udara dan tahap pertama pengembangan Perwira adalah lembaga pendidikan Sekkau, yaitu bertugas mengasah dan mengasuh para perwira menengah TNI Angkatan Udara. Tampilan Sekkau pun sebagai lembaga pendidikan resmi di lingkungan TNI Angkatan Udara berupaya meningkatkan kualitasnya, mulai dari sistem seleksi masuk penerimaan calon siswa Sekkau yang ketat sampai diberlakukannya sistem gugur bagi siswa yang gagal dalam ujian. Dari periode ke periode, dapat ditunjukkan betapa pendidikan bukan hanya sekedar “Asal sekolah pasti lulus”. Pada Angkatan I Sekkau (31 Maret 1966 s/d 1 Agustus 1966) jumlah perwira siswa yang lulus 53 dari 60 siswa. Komitmen ini pun terus dipertahankan, sehingga tercapai mutu pendidikan dan hasil lulusan yang dapat dipertanggungjawabkan. Jumlah siswa pun dari angkatan demi angkatan mengalami peningkatan yang signifikan.